Sabtu, 04 Januari 2014

Pelayanan yang mendesak

Yohanes 4:27-42

Usai berbelanja makanan (8), para murid heran melihat Yesus berbicara dengan seorang perempuan Samaria (27). Memang bukan merupakan hal yang lazim bagi seorang rabi untuk berbicara dengan perempuan. Namun Yesus menginjili melampaui batas-batas ras, karena hal itu dapat menghalangi orang untuk berbicara tentang Injil.
Perkataan Yesus rupanya begitu menarik bagi si perempuan Samaria, dan ia menganggap bahwa orang lain pun harus mendengarnya. Begitu menggebu-gebu keinginannya untuk berbagi cerita tentang Yesus, yang mengetahui masa lalunya dan yang menyatakan diri sebagai Mesias, membuat si perempuan sampai meninggalkan tempayannya (28). Cerita si perempuan tampaknya berhasil menarik orang-orang
di kota itu untuk menemui Yesus (30). Bukan hanya itu, masih ada orang-orang Samaria lain yang menjadi percaya pada kesaksian perempuan itu tentang Yesus (39). Kuncinya, percakapan itu menyentuh kehidupan si perempuan sehingga kemudian ia pun menjadi pemberita tentang Yesus.
Yesus juga mengajar murid-murid-Nya tentang prioritas-Nya. Saat siang hari demikian (6) mungkin saja Ia lapar, tetapi perhatian-Nya terfokus pada kebutuhan rohani si perempuan dibandingkan kebutuhan jasmani diri-Nya sendiri. Sebab yang menjadi kebutuhan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa-Nya. Prioritas begitu penting karena waktu yang begitu terbatas dan mendesak (35). Apakah itu berarti bahwa Yesus tidak punya waktu untuk makan dan beristirahat barang sejenak? Lalu apakah kita juga tidak boleh punya waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita? Tentu bukan demikian maksudnya. Kita harus menyadari bahwa penginjilan merupakan pelayanan yang mendesak, yang harus segera dilakukan. Sebab itu kita harus benar-benar memusatkan fokus kita untuk melakukan kehendak Allah, bukan hanya mengurusi kepentingan pribadi.
Maka jangan biarkan ada sesuatu apa pun yang menjauhkan kita dari pengabdian penuh untuk melayani Dia dengan memberitakan Injil.