“
. . . . . . . Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.”Kejadian
25:29-34
Memandang
ringan atau meremehkan hak kesulungan merupakan tindakan yang bodoh dan
berakibat fatal untuk masa depan seseorang. Padahal itu adalah sangat penting
sebagai anak sulung untuk menerima hak waris. Oleh karena itu Yakub mengejar
hak kesulungan itu dengan segala cara, untuk mendapatkan berkat dari Ishak.
Kisah ini merupakan gambaran dalam hidup ini.
Dimana
berapa banyak orang meremehkan atau merendahkan hak kesulungan; dalam arti
bahwa banyak orang merendahkan atau meremehkan kasih karunia Allah demi
semangkok kacang merah yang merupakan gambaran dari kenikmatan atau harta
dunia. Firman Tuhan berkata : ”Maukah engkau menganggap sepi kekayaan
kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu,
bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Roma
2:4)
Saudara,
dalam Ibrani 12:16 disebutkan bahwa Esau mempunyai nafsu yang rendah sehingga
ia menjual hak kesulungannya dengan hal yang fana. Oleh karena sikapnyalah maka
Allah membenci Esau tetapi mencintai Yakub, seperti yang tertulis dalam
Maleakhi 1:2-3 “ . . . namun Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.” Dalam
hal ini mungkin timbul pertanyaan dalam hati kita, “Apakah Allah itu tidak adil
sehingga Ia membenci Esau dan mengasihi Yakub padahal Esau adalah saudara
kandung Yakub ? (Roma 9:13-14). Pengetian keadilan menurut Allah berbeda dengan
pengertian yang dimiliki oleh manusia, sebab itulah orang menganggap bahwa
Allah tidak adil. Dalam hal ini marilah kita memahami tentang keadilan menurut
pandangan Allah dan bukan pandangan manusia. Jadilah orang yang dikasihi Tuhan
dan bukan orang yang dibenci oleh Tuhan.
Dan perlu
diketahui bahwa orang yang percaya kepada Yesus dan mengalami kelahiran baru,
orang tersebut berhak menerima hak kesulungan, yaitu sebagai ahli waris
kerajaan surga sebab ia telah mempunyai visi untuk masuk dalam kerjaan Allah,
seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:22-23, ”Tetapi kamu sudah datang ke Bukit
Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu
malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang
namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan
kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.”
Apabila kita
mengetahui bagaimana proses seseorang memperoleh hak kesulungan maka orang
tersebut tidak akan menganggap rendah atau menyia-nyiakan kasih karunia Allah.
Sebab firman Tuhan telah berkata : ”Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan
Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yohanes 6:44). Begitu pula tidak ada seorangpun
dapat sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus (Yohanes 14:6). Dari kedua
ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada sedikitpun turut campur tangan manusia
untuk menerima kasih karunia Allah dan dapat masuk kerajaan Allah. Semuanya itu
semata-mata oleh kasih Allah kepada manusia.
Jadi
bagaimana seseorang dapat meremehkan atau merendahkan kasih karunia ?. Dan
jikalau ada seseorang meremehkan kasih karunia Allah maka orang tersebut berada
dalam kebodohannya. Dalam hal yang lain telah terbukti bahwa tidak ada
seorangpun dapat mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan atau Mesias kecuali Roh
Kudus ada di dalam diri orang tersebut, seperti yang tertulis dalam I Korintus
12:3, ”Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang
berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan
tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan",
selain oleh Roh Kudus.” Bahkan ketika Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah
Mesias, Anak Allah yang hidup; Yesuspun berkata kepada Petrus, kataNya :
“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu
kepadamu, malainkan BapaKu yang di sorga (Matius 16:15-19).
Selain kita
tidak boleh meremehkan kasih karunia Allah, kita tidak boleh meninggalkan kasih
mula-mula, sebab jikalau seseorang meninggalkan kasih mula-mula, orang tersebut
dapat dikatakan merendahkan kasih karunia Allah. Bukankah firman Tuhan telah
mengingatkan kepada orang-orang yang mulai undur dalam mengiring Tuhan, seperti
yang tertulis dalam Wahyu 2:4-5 ”Namun demikian Aku mencela engkau, karena
engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa
dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula
engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan
mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Dan pada
Ibrani 10:38-39 juga telah dikatakan, ”Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup
oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi
orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”
Jadi melalui
ayat ini biarlah menjadi peringatan bagi kita yang mulai meninggalkan Tuhan
supaya kaki dian atau urapan Allah tidak diambil dari kita. Untuk itu perlu
kita ketahui pula bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih
(Matius 22:14). Dan kita termasuk orang-orang yang terpilih seperti firman
katakan, ”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib” (I Petrus 2:9).
Oleh karena
itu jangan sia-siakan kesempatan yang telah diberikan kepada kita karena suatu
saat tidak ada lagi kesempatan untuk menerima kasih karunia Tuhan sebab kita
telah meremehkannya, seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:16-17, ”Janganlah
ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti
Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu,
bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia
tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia
mencarinya dengan mencucurkan air mata.”
Lebih dari
semua itu, biarlah roh kita tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan sebab
kedatangan Tuhan tidak ditangguhkan lagi. Dan jangan sampai kita
setengah-setengah dalam mengerjakan keselamatan yang telah diberikan kepada
kita sebab orang yang suam-suam atau setengah-setengah akan dimuntahkan, seperti
yang tertulis dalam Wahyu 3:15-16, ”Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak
dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi
karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulut-Ku.” Amin.