Kamis, 26 Juni 2014

BERKAT ABRAHAM, ISHAK, DAN YAKUB



Galatia 3:26-29 Dalam gereja kami tidak ada istilah golongan jemaat kelas bawah, menengah atau atas, karena semua jemaat Tuhan adalah sama, yaitu anak-anak Allah. Ga
latia 3:29 berkata, “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Kita memiliki hak menerima “wasiat.” Tuhan memberikan kita bukan hanya wasiat saja, tetapi juga janji untuk hari depan. Abraham adalah sosok pribadi yang senantiasa mencari wajah Tuhan, hal ini terbukti dimana pun dia berada selalu memberikan persembahan bagi Tuhan. Dan semuanya itu dilakukan bukan karena Abraham ingin diberkati, melainkan hal tersebut merupakan suatu kesukaan dalam hidup Abraham, walaupun pada akhirnya memiliki dampak yang luar biasa dalam kelangsungan hidupnya sampai pada keturunannya.
 Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru selalu dikatakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Ini merupakan gambaran bahwa sepanjang sejarah umat manusia diberkati oleh Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Abraham diberkati secara pribadi, Ishak diberkati dalam suatu keluarga, Yakub diberkati sebagai suatu etnis atau bangsa, yaitu bangsa Israel. Ini artinya, Tuhan mau memberkati pribadi, keluarga dan bangsa kita. Roh Kudus merupakan jaminan bagi kita untuk mendapat janji-janji Allah. Roh Allah bukan hanya memiliki muatan kekayaan, kuasa, hikmat dan kemuliaan, tetapi Dia adalah pribadi yang menjamin untuk memberi janji Allah kepada kita. Untuk itu, kita harus belajar banyak dari Abraham, Ishak dan Yakub. Abraham (Kejadian 12:1-8)
Posisi kita adalah anak-anak raja dan imam. Apabila kita adalah anak raja dan imam maka hal ini memungkinkan Tuhan memberkati kita tanpa batas. Raja adalah seorang yang diurapi. Urapan itu sendiri merupakan “point of contact” saja. Kita harus melangkah dengan iman. Anak-anak raja akan diberkati secara fisik saja, sedangkan posisi kita adalah sebagai imamat yang rajani. Kita dimeteraikan Roh Kudus untuk menjadi imam dan raja. Sehingga Tuhan memberkati kita tanpa batas.
Secara priadi, Abraham dipanggil langsung oleh Allah Bapa. Abraham dipanggil untuk suatu tujuan yang mana ia sendiri tidak mengerti. Kalau dahulu, semua direncanakan menurut pikirannya sendiri, saat dipanggil, dia mulai mengarahkan pikirannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita dipimpin oleh Tuhan oleh karena kita mendengar firman Allah dan juga oleh Roh Kudus. Dipimpin oleh Tuhan merupakan langkah iman. Setiap orang yang diurapi Tuhan dan mau diberkati, berikanlah diri kita untuk dipimpin Tuhan, maka akan terjadi perubahan yang besar atas hidupmu yaitu engkau semakin berkenan di hadapanNya.
Pada waktu itu Lot turut serta. Sebenarnya Lot ini juga harus dipanggil dan dipilih Tuhan secara personal dan tidak boleh ikut-ikutan, namun oleh karena ikut-ikutan, maka timbul banyak persoalan demikian pula dengan kehidupan kita. Untuk itu kita perlu tahu apa yang harus dilakukan untuk memelihara hubungan kita dengan Allah? Kejadian 12:7-9; 13:18 mencatat bahwa ke manapun Abraham pergi selalu mendirikan mezbah. Dan setiap dia membuat mezbah, Allah selalu menampakkan diri, demikian juga sebaliknya. Kejadian 13 menyebutkan Abraham menjadi sangat kaya. Setiap kali Tuhan menunjukkan suatu tempat kepada Abraham, di sana Kerajaan Allah dinyatakan.
Dalam 2 Samuel 6:11 telah disebutkan bahwa “Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.” Tabut Allah merupakan tempat kehadiran Tuhan (2 Samuel 6:1-2). Paling tidak, suami-istri, anak-anak berkumpul setiap hari untuk membangun mezbah keluarga. Terkadang kita lemah dalam soal ini. Kalau kita mau diberkati Tuhan, maka bangun mezbah Tuhan di rumah kita. Tabut Perjanjian saat ini ada pada kita. Jangan seperti Daud yang kurang menghormati Tabut Perjanjian dengan mengangkut Tabut tersebut di sebuah kereta. Roh Kudus harus ditaruh dalam diri kita masing-masing.
Perhatikan hidup kita hari ini dan juga hari esok. 2 Samuel 6:12b-14 menunjukkan sikap Daud yang mulai menghormati Tabut Perjanjian dan hidupnya kembali diberkati Tuhan. Kita percaya bahwa kalau kita menghormati kehadiran Tuhan maka hidup kita akan semakin diberkati Tuhan.
Selanjutnya, Kejadian 13:6 menceritakan perkelahian antara hamba Abraham dan hamba Lot. Ini menunjukkan bahwa jangan sampai kita menjadi pengikut saja. Hingga suatu saat Abraham dan Lot berpisah, dan Abraham tetap diberkati oleh Tuhan secara luar biasa. Kehadiran Tuhan merupakan perlindungan bagi kita. (Baca: Kejadian 20). Lalu, Kejadian 14:17-20 menyebutkan Abraham memberikan sepersepuluh dari miliknya untuk dipersembahkan kepada Imam Melkisedek. Persembahan sepersepuluh merupakan bukti ketaatan kita kepada Allah.

Ishak (Kejadian 26:12-13)
Pada waktu itu Abraham memberikan semua yang ia punya kepada Ishak. Abraham juga mensyukuri berkat yang Tuhan berikan kepada dia. Abraham juga tidak mau disebut kaya karena diberi raja-raja (Kejadian 14). Apa yang dilakukan Abraham, diikuti oleh Ishak. Menabur dan menuai merupakan hukum Tuhan yang sangat jelas. Kalau kita mau diberkati Tuhan maka kita juga harus menabur. Dengan demikian Tuhan akan memberkati kita tanpa batas.

Yakub (Kejadian 32:9-10)
Tuhan ingin memberkati Yakub secara pribadi, Yakub hanya bermodalkan tongkat saja dan ia mendapatkan berkat Tuhan. Tongkat ini terbuat dari kayu yang direndam air. Setiap orang Israel memiliki tongkat, seperti Musa. Tongkat Yakub ini diukir dari bawah ke atas, sehingga tongkat ini menjadi sejarah riwayat Yakub yang dipimpin Tuhan. Ini membuktikan bahwa kalau kita tidak memiliki apa-apa sekalipun dan mau dipimpin oleh Tuhan, maka Tuhan sanggup memberkati kita. Kecil atau besar, syukurilah berkat Tuhan. Amin