Efesus 6:10-18
“Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan
kebenaran ...”
Dalam
ayat bacaan diatas, kita telah mendapatkan adanya tujuh perlengkapan senjata
rohani untuk menghadapi iblis, tetapi saat ini kita akan membahas tentang salah
satu dari ketujuh senjata rohani yaitu ikat pinggang kebenaran. Namun
sebelumnya kita akan mempelajari latar belakang me
ngenai kebenaran tersebut.
Saudara,
pada mulanya manusia hidup dalam kebenaran Allah, karena manusia telah
diciptakan menurut peta dan teladan Allah, seperti yang tertulis dalam Kejadian
1:26. Pada ayat tersebut terdapat kata-kata : “. . . supaya mereka berkuasa.”
Hal ini menunjukkan bahwa Allah melengkapi manusia dengan suatu kuasa yang
mutlak khususnya terhadap ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, atas
ternak, seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi,
termasuk terhadap iblis. Dan pada diri manusia ada tudung kuasa ilahi, sehingga
manusia tidak perlu menggunakan pakaian. Namun sayangnya, setelah mereka
mendapat segala kuasa dari Tuhan, justru mereka menyimpang dari rencana Tuhan,
dimana mereka telah jatuh dalam dosa (Kejadian pasal 3). Dan akibat manusia
jatuh dalam dosa, maka iblis berkuasa atas diri manusia untuk melakukan
tindakan-nya (iblis).
Tetapi,
dengan keadaan seperti ini Allah tidak tinggal diam, dimana pada jaman Musa,
Allah menurunkan sepuluh hukum Allah untuk menahan manusia supaya tidak
melakukan kehendak iblis. Adapun isi kesepuluh hukum Allah itu adalah sebagai berikut
: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung
yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, serta jangan sujud menyembah
kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku.
Jangan
menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang
bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabat. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan
berzinah. Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun
yang dipunyai sesamamu.” Dan setelah hukum ini diturunkan, apakah manusia mampu
untuk tidak melakukan kehendak iblis ? Tidak. Oleh karena itu Allah
berinisiatif untuk menyerahkan putraNya yang tunggal sebagai tumbal dosa kita
yaitu Yesus Kristus.
Saudara,
perlu kita ketahui pula bahwa kuasa iblis atas diri manusia tidak hanya terjadi
pada jaman Adam dan Hawa, tetapi terjadi pada seluruh anak cucunya, kecuali
Yesus (disebut Adam akhir). Sebab Yesus lahir oleh kuasa Roh Kudus, dan selama
hidupNya selalu taat terhadap kehendak Bapa. Ia tidak menjual dirinya kepada
iblis tetapi justru Ia mengalahkan iblis. Sebagai salah satu bukti ketaatanNya,
yaitu ketika Ia dicobai oleh iblis. Saat itu Yesus baru selesai menjalankan
puasaNya selama 40 hari, lalu iblis mulai mencobai Yesus untuk mengubah batu
menjadi roti.
Tetapi
Yesus melawannya dengan berkata : “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah..” Setelah mendapat perlawanan,
iblis tidak langsung menyerah tetapi tetap berusaha untuk mejatuhkan Yesus
dengan mencobaiNya kembali, dimana Yesus dibawa ke Kota Suci dan menempatkan
Dia di bubungan Bait Allah, lalu iblis berkata : “Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis : Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” Lalu Yesus melawannya
lagi dengan berkata : “janganlah engaku mencobai Tuhan Allahmu !” Dan pencobaan
yang ketiga adalah Yesus diperlihatkan semua kerajaan dunia dan segala kemegahannya
(hal ini berbicara keserakahan) dan itu semua akan diberikan kepada Yesus
asalkan Yesus mau menyembah kepada iblis sekali saja. Tetapi Yesus tetap
melawannya, dengan berkata : “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Dari
contoh diatas telah menunjukkan bahwa Yesus senantiasa taat akan kehendak Bapa
bahkan sampai pada kematianNya. Dan pada hari yang ketiga Yesus telah bangkit
untuk menyatakan kemenangan yang luar biasa atas kuasa iblis, sehingga
setiap kita yang percaya pada Kristus akan mengalami kemenangan seperti Kristus
telah menang. Melalui pernyataan diatas mungkin timbul pertanyaan : “mengapa
masih ada orang Kristen yang mengalami kekalahan ?, bahkan dikuasai oleh iblis
?“. Untuk menjawab pertanyaan ini kita terlebih dahulu membaca Matius 12:43-45,
dimana dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketika roh jahat keluar dari manusia,
maka iblis mengembara ke tempat-tempat yang tandus untuk mencari tempat
perhentian, namun tidak mendapatkannya, maka roh jahat itu akan kembali dengan berkata
: “Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.” Ketika roh jahat itu
mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur maka ia pergi untuk
mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat sehingga keadaan orang tersebut lebih
buruk dari keadaan semula. Hal ini menggambarkan orang-orang yang hidupnya
tidak melekat pada kebenaran (firman Allah). Memang secara fisik seseorang bisa
tampak bersih dan rapi, dengan budi pekerti yang baik, tetapi apabila rohnya
tidak diisi dengan firman Tuhan (kosong), maka kesempatan iblis untuk berkuasa
atas diri orang tersebut sangat memungkinkan.
Oleh
karena itu biarlah kita senantiasa melekat kepada Tuhan (bak ikat pinggang yang
melekat pada tubuh), supaya iblis tidak bisa menjamah kita, sebab tanda-tanda
ini akan menyertai orang-orang percaya, bahwa dalam nama Yesus orang akan
mengusir setan. Lalu kapan kita disebut benar ? ketika kita percaya pada
Kristus, sebab dalam Roma 5:18 dikatakan : “Sebab itu, sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.”dan didalam Yohanes
8:31-32 dikatakan : “ . . . . Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar
adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekaan kamu.” Amin.