Senin, 06 Januari 2014

Arti Konseling

PASTORAL KONSELING
Pengertian dan pentingnya Konseling
Jemaat dengan segala persoalan dan pergumulan hidupnya yang membuat depresi dan putus asa tidak dapat dianggap sepele. Karena disamping kehidupan rohaninya tidak berkembang ke arah kedewasaan, juga bisa berarti fatal dengan kehidupannya yang ingin cepatberakhir alias ingin bunuh diri. Dalam suasana seperti inilah peran konseling sangat dibutuhkan untuk membantu mencari jalan keluarnya dari permasalahan yang mereka hadapi. Konseling bukan merupakan disiplin ilmu seperti kedokteran gigi atau kodekteran umum yang pada dasarnya bergantung pada pengetahuan teknis yang dijalankan oleh seseorang profesioanal yang benar dan terlatih.

Pastoral konseling hrus lebih banyak hubungan yang utama dan sangat penting antara orang-orang yang menaruh perhatian. Jadi konseling bukan tidak lebh dari sekedar hubungan tetapi ada yang lebih dari itu. Pelayanan pastoral konseling yang benar mau menghasilkan suatu proses pembebasan adalah pelayanan pastoral yang berhubungan dengan soal-soal konkrit dari hidup manusia. Di sini nampaknya peran pastoral konseling sangat signifikan guna membuka pintu seluas-luasnya sebagai tempat untuk ruang tolong-menolong. Karena konseling adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu konselor adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu membutuhkan pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Pengurus gereja entah itu diaken, majelis, ataupun pendeta terlebih gembala sidang sudah barang tentu harus menyadari keberadaan persoalan ini.
Secara Etimologis
Kata istilah Pastoral berasal dari kata Pastor dalam bahasa Latin atau bahasa Yunani disebut Poimen, yang berarti gembala. Bisa juga disebut Pendeta yang mempunyai tugas menjadi gembala bagi warga gereja atau dombanya. Sedangkan kata bahasa Inggris yang menunjukkan untuk kata konseling adalah consul yang artinya wakil, konsul;counsult yang artinya minta nasehat, berunding dengan; cosole yang artinya menghibur dan consolide yang artinya menguatkan. Bisa diartikan kata konseling adalah kegiatan sseorang yang menguatkan, menghibur yang dimintakan nasehat dan merunding dengan seseorang.
Jadi Pastoral Konseling artinya gembala yang memberikan nasihat, penghiburan dan penguatan bagi warga gerejanya. Pelayanan pastoral mempunyai sifat pertemuan yaitu: antara pastor dan anggota jemaat yang membutuhkan bantuan dan pelayannya dan pertemuan antara mereka berdua dan Allah, yang sebenarnya yang memimpin dan memberi isi kepada pertemuan mereka. Pengistilahan ini dihubungkan dengan diri Yesus Kristus dan karyaNya sebagai Pastor Sejati yang Baik (Yoh. 10). Ungkapan ini mengacu kepada pelayanan Yesus Kristus yang tanpa pamrih, bersedia memberikan pertolongan terhadap para pengikutNya. Sebenarnya tugas pastoral bukan hanya monopoli para pastor/pendeta saja tetapi bagi setiap orang pengikutNya.
Secara Teologis
“Dan NamaNya disebut penasehat ajaib…” (Yes. 9:5). Hanya kepada Dialah kita datang meminta pertolongan, karena tanpa Tuhan Yesus sebagai penasehat ajaib sia-sialah setiap orang yang meminta pertolongan kepada pertongan kepada manusia, sebab manusia terbatas adanya. Sekalipun konselor dapat memebantu konseli menemukan akar persoalannya, tak ada manusia yang dapat menyediakan kasih karunia untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang salah atau dosa. Manusia dapat membutuhkan kasih Allah dan Allah sudah menyediakan sarananya untuk dimintakan pertolongan bagi setiap orang yang membutuhkannya yaitu alkitab sebagai Firman Allah. Jadi pelayanan pastoral pertama-tama adalah rekonsiliasi (perdamaian).
Hal ini terdapat pada 2Kor. 5:20 “Kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasehati kamu dengan perantaraan kami, dengan nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah”. Jay Adam telah dikenal secara luas karena pendekatan konfrontasionalnya yang ia katakan satu-satunya model alkitabiah, ia mengambil dari kata Yunani noutheteo yaitu gagasan konfrontasi verbal, directif (mengarah) dan instruktif sebagai konsep sentral mengenai konseling Kristen. Rasul Paulus memakai model nouthetis pada kolose 1:28 untuk mendewasakan umat.
Dalam konsep Jay Adam yang hanya mengendalikan konfrontasi hanya cocok untuk jemaat/umat yang cukup lama yang menjadi orang Kristen dalam banyak hal juga harus dilihat kasus perkasus pada dilema yang dihadapi mereka. Jadi bagaimana kalau yang putus asa atau yang lemah mereka perlu diadakan pendekatan secara akrab. Untuk menghibur mereka tanpa konfrontasi terhadap mereka. Dalam bahasa Yunani adalah Paramuhteo yang berarti berbicara akrab.
Jonh Carter menyarankan bahwa kata parakaleo dan kata yang berhubungan dengan itu
Parakalesis menawarkan suatu model konseling yang jauh memadai (daripada noutheteo) berdasarkan perspektif alkitabiah. Karena kata noutheteo dan yang berhubungan dengan tu hanya muncul tiga belas kali dalam PB, parkaleo sebanyak dua puluh sembilan kali sebagai comfort (hiburan), 27 kali sebagai exhort (nasehat), empat belas kalli sebagai consolation (hiburan) 43 kali sebagai besech (permohonan). Jadi parakalesis adalah suatu karunia khusus bagi gereja untuk menjalankan sebagai peran pastoral konseling (Kol.1:28). Alkitab sebagai dasar teologis dalam pastoral konseling dipakai sebagai acuan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Secara Psikologis
Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh lagi hubungan antara pengertian dan pentingnya pastoral konseling ditinjau dari sudut secara psikologis penulis terlebih dahulu akan membahas apa itu psikologis. Psikologis artinya ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau jiwa manusia, dan tergolong suatu bidang sains (sekuler). Menurut pandangan umum, psikologis adalah suatu sains yang berdasarkan penelitian yang nyata dan benar sehingga nilai-nilai yang tidak bisa dijangkau oleh indra manusia (empiris), tidak bisa dimasukan sebagai kategori psikologis.
Seorang psikolog seringkali mengambil keputusan untuk memberi jalan keluar bagi orang yang di konselingnya hanya berdasar pada konsepsi manusia psikolog itu sendiri. Sehingga ada suatu acuan yang jelas untuk diambil suatu nilai yang tetap, karena kalau seseorang pergi konseling pada dua orang psikolog pasti ada dua pula keputusan yang berlainan nilainya. Hal ini tentu sangat membingungkan bagi orang yang meminta konseling tersebut.
Oleh karena psikologi sekuler memandang manusia hanya sebagai mahluk jasmani dan kefanaan belaka, hal ini jelas sangat bertentangan dengan firman Allah karena manusia selain mahluk jasmani juga mahluk rohani. Ada nilai-nilai rohani yang terabaikan oleh psikolog, hal ini juga diakui oleh W. Stanley: Pertama, yang utama adalah pelepasan dari tudingan masa lampau melampaui pengampunan.